Medan,dstvnews.com-Indonesia merupakan negara kepulauan yang berbentuk kesatuan, yang terletak di kawasan Asia Tenggara. Sebagai negara kepulauan , Indonesia terdiri atas gugusan pulau – pulau . Indonesia juga memiliki wilayah lautan yang sangat luas. Daratan dan lautan kaya akan sumber daya alam dan lautnya. Wilayah perairan laut dengan panjang mencapai 81.000 km. Letak geografis, Indonesia terletak di antara benua Asia dan Benua Australia serta diantara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.Berdasarkan posisi geografisnya, Negara Indonesia memiliki batas – batas sebagai berikut : Sebelah Utara : Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Thailand, dan Laut Tiongkok SelatanSebelah Selatan : Australia, Timor Leste, dan Samudera HindiaSebelah Barat : Samudera HindiaSebelah Timur : Papua Nugini, dan Samudera Pasifik Selain negara Agraris, Indonesia juga terkenal sebagai negara Maritim yakni memiliki wilayah kekuasaan laut yang luas dan tersimpan berbagai kekayaan sumber daya alam didalamnya. Maritim dalam arti laut. Negara yang mengedepankan pemanfaatan sumber daya alam dalam bidang kelautan yang dilakukan untuk kepentingan negara dan menyejahterakan rakyatnya. Nusantara sebagai konsep |
satu kesatuan laut darat dan udara, laut yang berada di kepulauan Indonesia bukanlah dianggap pemisah, melainkan sebagai penghubung antarpulau di Indonesia. Begitu hal nya dengan desa Bagan Serdang Kecamatan Pantai Labu merupakan Desa Pantai dengan ketinggian dari permukaan air laut berkisar dari 10-20 m dengan curah hujan rata-rata 196 %. Masyarakatnya adalah masyarakat yang tinggal di daerah pesisir. Pesisir merupakan tempat atau daerah dimana batasan darat dengat perairan air laut, di bagian arah daratan yang masih berbau dengan sifat-sifat laut, seperti daratan yang kering maupun berair, pasang surut , angin laut dan air yang asin,sedangkan ke arah laut yang masih di pengaruhi oleh adanya proses alami yang terjadi di darat seperti adanya aliran air tawar. Di karenakan masyarakat pesisir masyarakat daerah pinggiran pantai yang mayoritas nya bekerja sebagai nelayan (nelayan, pembudidaya ikan, pedagang ikan, dan lainnya) yang hidup bersama-sama mendiami wilayah pesisir membentuk dan memiliki kebudayaan yang khas yang terkait dengan ketergantungannya pada pemanfaatan sumber daya pesisir. Analisis Situasi Desa Bagan Serdang memiliki potensi wilayah pesisir sangat besar baik potensi hayati dan non-hayati termasuk hutan mangrove, hutan bakau yang terdapat di daerah yang selalu tergenang aliran air laut dan terpengaruh dengan pasang surut air laut, mangrove berfungsi untuk mencegah terjadinya pengikisan air laut di sekitar pantai, sebagai penyangga apabila terjadi intrusi airlaut, tempat tinggal biota laut sepert ireptile, mamalia, amfibi, primata, ikan, kepiting dan masih banyak biotalainnya. Secara ekonomis, mangrove berfungsi sebagai penghasil kayu, penyedia bibit ikan, pariwisata dan juga literasi alam dan lingkungan. melindungi garis pantai dari erosi dan gelombang laut serta dari angin topan, serta berperan juga sebagai perisai alam (buffer) serta menstabilkan tanah dengan menangkap dan memerangkap endapan material dari darat yang terbawa air sungai dan yang kemudian terbawa ke tengah laut oleh arus. Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli mempunyai luas 190,79Km2 dan 180 ha digunakan untuk jalur hijau yang ditumbuhi tanaman bakau. Adapun jenis mangrove yang terdapat di Desa Bagan Serdang terdapat 3 jenis mangrove yaitu B. sexangula, R.mucronata, dan N. Fruticans. Masyarakat di daerah pesisir Desa Bagan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara menjadikan hutan mangrove sebagai sumber mata pencaharian. Penduduk memanfaatkan segala potensi tanaman mangrove sebagai objek wisata dimana penduduk yang memiliki perahu dapat mengantar wisatawan untuk mengelilingi daerah pantai dengan tarif yang telah ditentukan. Di daerah pantai juga terdapat banyak rumah makan seafood yang menjadi salah satu sumber mata pencaharian masyarakat. Disamping itu, sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai nelayan dengan memanfaatkan ekosistem magrove untuk mencari ikan. Juga digunakan sebagai papan untuk pembangunan rumah, arang dan buahnya juga dimanfaatkan dan diolah menjadi makanan. Batang, akar, daun dan buah juga dapat digunakan masyarakat untuk meningkatkan pendapatannya Kondisi ini harus mendapat perhatian demi fungsi mangrove tersebut akan berkelanjutan memanfaatkan sumber daya dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. Proses ekologinya harus menjadi perhatian dalam meminimalisir dampak negatifnya. Berdasarkan studi lapangan dan informasi dari perangkat desa Bagan Serdang kondisi hutan magrove telah terganggu. Kondisi hutan mangrove di desa pesisir Bagan Serdang dengan |
jenis Nypafruticans 2.000 Ind/ha baik dengan status sedang. Desa Tanjung Rejo dengan jenis Bruguiera gymnorrhiza sebanyak 650Ind/ha dan Bruguiera stylosa sebanyak 350 Ind/ha dengan kondisi rusak dengan status jarang. Kondisi hutan mangrove saat ini cukup mengkhawatirkan, hal ini disebabkan karena pemanfaatan hutan mangrove yang berlebihan tanpa mempertimbangkan daya dukung, ekosistem hutan mangrove di daerah bagan dijadikan masyarakat dalam berbagai macam aktivitas mencari uang , baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan di eksploitasi masyarakat yang berlebihan terhadap hutan mangrove yaitu untuk keperluan kayu bakar, kertas, arang maupun yang diperuntukkan sebagai lahan pertanian, pertambakan, penambangan dan pemukiman. Banyak wisatawan yang datang untuk berwisata ke daerah tersebut juga tidak menjaga kelestarian dan kebersihan dengan membuang sampah sembarangan sehingga merusak ekosistem mangrove. Selain itu masyarakat didaerah pesisir juga membuat rumah makan di sekitar mangrove, dimana sampah dari rumah makan banyak yang langsung main buang ke sembarangan, limbah minyak, sampah plastik, limbah rumah tangga langsung buang ke perairan hal berperan dalam merusak ekosistem dan ekologi hutan magrove. Sebagai sumber daya alam merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan manusia, namun dalam pemanfaatannya manuasia lupa sehingga harus dilakukan dengan bijaksana dan memikirkan dampak jangka panjang agar sumberdaya alam hutan magrove ini dapat digunakan pada waktu yang akan datang, berkelanjutan untuk anak cucu. Permasalahan Mitra Kesadaran akan pelestraian lingkungan yang perlu ditumbuhkan sebagai upaya penanggulangan dampak eksploitasi alam teruatama kawasan mangrove sehingga perlu dilakukan penanaman kembali lahan hutan mangrove yang rusak melalaui konservasi alam reboisasi pesisir pantai di kawasan desa Bagan Pantai Labu dan kitarannya.Rendahnya pemahaman akan kecintaan lingkungan, Masyarakat di Desa Bagan Serdang Dusun XV-XVI Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang Serdang memiliki kebiasaan membakar sampah di lingkungan rumah sehingga dapat memberi dampah bagi kesehatan.dan para informan mengatakan bahwa mereka memiliki kebiasaan membuang limbah rumah tangga di sungai sekitar pesisir Serdang dan mereka melakukan hal itu karena tidak adanya tempat pembuangan sampah atau tidak adanya mobil pengangkutan sampah didesa pesisir Serdang, hal tersebut dapat mengakibatkan tersumbatnya sungai dan terjadi banjir di sekitar pesisir SerdangRendahnya pemahaman akan pentingnya pencatatan dan pembukuan bagi UMKM yang ada di sekitar Bagan Pantai LabuTingkat pendidikan anak nelayan menjadi perhatian yang serius sehingga mereka dapat memperoleh pendidikan yang sama dengan masyarakat lainnya. Banyak anak putus sekolah ikut bekerja menjadi nelayan Jambat yang sehat masih minim. |
Permasalahan dan Solusi |
Permasalahan Prioritas (dikaitkan dengan hasil penelitian dan roadmap program studi) |
Permasalahan yang menjadi prioritas yakni : Pelestraian hutan magrove, hutan magrove sebagai tempat mencari rejeki bagi masyarakat di pesisir pantai desa bagan Serdang, perlu peningkatan pemahaman akan pentingnya alam sebagai keberlanjutan kehidupan sehingga dengan pemahaman ini merubah mindshet muncul rasa cinta terhadap lingkungan. Pemanfaatan hutan magrove sebagai tempat wisata, tempat pencarian ikan oleh nelayan, pembuatan arang oleh pengusaha, keperluan kayu bakar bagi msysrakat menyebabkan lahan hutan magrove banyak yang rusak dan gundul.Pelatihan analisis usaha, prospek usaha, analisis peluang usaha dengan sebuah proses mengidentifikasi dan mengevaluasi peluang usaha yang memungkinkan UMKM di desa bagan Serdang mampu mengambil keputusan untuk memulai suatu bisnis ataupun mengembangkannya.Pelatihan pembuatan/penyusunan laporan keuangan bagi UMKM di desa Bagan Pantai LabuLiterasi Pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat nelayan di desa Bagan Pantai Labu Tujuan kegiatan pengabdian ini dilaksanakan merupakan upaya memberikan solusi pemacahan masalah yang dihadapi oleh masyarakat pesisir pantai desa Bagan Pantai Labu terkait pelestarian lingkungan kawasan hutan magrove, analisis usaha dan bisnis, peningkatan pemahaman dan pengetahuan dalam menyusun laporan keuangan UMKM, literasi pendidikan dan kesehatan memberikan kesempatan kepada Dosen dan mahasiswa dalam membantu permasalahan yang dihadapi Masyarakat di daerah pesisir Desa Bagan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Pengadaan program Pelatihan bagi UMKM dalam meningkatkan kemampuan teknologi tepat guna sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam menganalisis peluang usaha dan prospek usaha. Mahasiswa dan dosen bermitra dalam pengembangan ilmu dan pengetahuan, sebagai hasil luaran pelaksanaan pengabdian dosen dan mahasiswa menuangkan luaran berupa publikasi ilmiah pada jurnal nasional terkareditasi serta bahan ajar dalam pengayaan sumber belajar berupa bookchapter. |
Solusi | |||
Beberapa solusi yang disusun bersama tim pengusul dan mitra untuk mengatasi permasalahan prioritas mitra dari aspek kreatifitas dan manajemen pengelolaan linhgkungan dan usaha, antara lain: Aspek Kreatif Pelestarian lingkungan hutan mangrove dengan penghijauan kembali kawasan hutan magroveFocus Group Discussion potensi Masyarakat nelayanPenggunaan teknologi dalam pembuatan laporan keuangan UMKMPelatihan menggunakan analisis SWOT Aspek manajemen pengelolaan usaha Focus Group Discussion potensi usaha masyarakat desa Bagan SerdangAnalisis resiko damapak lingkunganPelatihan pembuatan laporan keuangan Target Luaran: Target luaran capaian yang direncanakan dalam pelaksanaan pengabdin ini sebagai berikut: | |||
No | Deskripsi solusi | Target luaran | |
1 | Pelestarian lingkungan hutan mangrove | Jumlah pohon dan luas kawasan yang di lakukan penanaman kembali | |
2 | FGD permasalah kelompok nelayan | Laporan Hasil FGD | |
3 | FGD potensi kelompok pembiayaan FGD potensi diri dan usaha | Laporan peningkatan dan penilaian potensi kelompok dan diri serta usaha dari pembiayaan | |
4 | Pemanfaatan teknologi | Peningkatan kesiapan kelompok dan individu | |
5 | Pengembangan ilmu dan pengetahuan | Program pelatihan dan pendampingan kelompok dan individu | |
6 | Bahan ajar | Bookchapter | |
7 | Modul | Modul pelatihan | |
Target dan indikator capaian adalah IKU 5 yang merupakan hasil kerja dosen yang diakui atau dimanfaatkan oleh masyarakat dan IKU 2 yaitu mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar di luar kampus. Kegiatan ini diharapkan dapat mencapai Indikator Kinerja Tambahan IKU 2 yaitu jumlah mahasiswa melakukan proyek dan magang dan jumlah mahasiswa dari luar kampus yang mengambil mata kuliah MBKM dan juga untuk dosen dapat mencapai Indikator Kinerja Tambahan IKU 5 yaitu jumlah publikasi dosen di jurnal nasional terindeks SINTA dan jumlah karya dosen yang diadopsi oleh masyarakat (mitra). Selain kedua IKU tersebut kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini juga dapat menambah pengalaman dosen untuk dapat berkontribusi di luar kampus. IKU 3, serta IKU 7 dimana dimana kegaiatan ini bisa jadi kelas yang kolaboratif dan partisipatif dalam bentuk kegiatan team-based project tim dosen pengabdi dan tim mahasiswa yang membantu dosennya. |
Metode |
Pelaksanaan pengabdian dilakukan dengan tiga tahapan, di mana tahap pertama merupakan tahap persiapan. Pada tahap ini kelompok pengabdi melakukan penentuan lokasi dan menyusun materi materi yang akan disampaikan. Setelah ditentukan dilakukan suvey pendahuluan untuk melihat kondisi di lapangan mengenai permasalahan pada lingkungan dan masyarakat desa bagan Serdang. Tahap selanjutnya merupakan tahapan pelaksanaan kegiatan pengabdian. Dalam tahap ini pengabdi melakukan kegiatan penanaman mangrove pada kawasan hutan mangrove, memberikan penjelasan tentangpembuatan laporan keuangan UMKM, literasi keuangan, Kesehatan. Tahap selanjutnya sosialisasi dengan menggunakan metode ceramah dan Forum Grup Diskusi (FGD) Pada metode ini ketua tim pengabdian masyarakat menyampaikan dan mepersentasikan materi terkait judul pengabdian masyarakat yang disampaikan sedangkan anggota membagikan materi dan absensi peserta kemudian dilakukan metode diskusi dan tanya jawab Metode ini merupakan kegiatan yang sangat penting pada pengabdian masyarakat ini, dimana para peserta mengajukan pertanyaaan dan tim pengabdi memberikan penjelasan terkait pertanyaan yang diajukan. sepatutnya memiliki inspirasi yang menarik supaya mudah untuk dalam pencarian jawaban . Dalam pelaksanaan pengabdian ini mitra berperan dalam penyediaan fasilitas tempat pelaksanaan dan peserta serta adanya kesediaan mitra dalam pelaksanaan pengabdian pada linhkungan dan masyarakat. Setelah keseluruhan program selesai dilaksanakan, maka penting untuk direncanakan keberlanjutan program pembuatan laporan keuangan, literasi keuangan. Adapun keberlanjutan program di lapangan setelah kegiatan PKM selesai dilaksanakan adalah monitoring berupa pendampingan potensi usaha kelompok dan mandiri dengan pendekatan analisis SWOT berbasis secara syariah dalam menjaga lingkungan dan bisnis. Dalam pelaksanaan pengabdian ini melibatkan 80 anggota dosen dan 10 orang mahasiswa, hal ini sangat membantu sekali dalam pelaksanaan yang mulai dari tahap persiapan sampai dengan proses pendampingan dalam penyususnan laporan keuangan, adapaun fungsi dan tugas masing masing anggota pengusul sebagai berikut: Dosen yang terdiri dari dua orang membantu ketua dalam proses administrasi kkelengkapan pelaksanaan pengabdian dan sebagai fasilitator dalam pelaksanaan FGD dan pendampingan mitra dalam pendampingan menyususn laporan keuangan serta proyeksi usaha penerima pembiayaanAdapun tugas dan fungsi mahasiswa sebagai bagian dari proses pelaksanaan seperti dokumentasi dan pelayanan kepada mitra saat dilaksaakan sosialisasi literasi keuangan, FGD, pelatihan penyusunan laporan pertanggungjawaban pengelolaan dana serta potensi kelompok dan mandiri.Dengan melibatkan mahasiswa dalam pelaksanaan ini diharapkan potensi yang dimiliki mahasiswa dapat ditularkan kepada para anggota di mitra pengabdian, adapun potensi mahasiswa yang telah dibimbing dan dilatih oleh dosen di kampus dapat mengimplemntasikan kemampuan dalam menyusun laporan keuangan. Literasi keuangan, analisis potensi usaha. Potensi rekognisi mahasiswa dalam sks sebagaimana program merdeka belajar kampus merdeka dalam bentuk keikut sertaan dan penyusunan jurnal yang dibuat mereka secara mandiri dijadikan pengakuaan sks dalam bentuk kegiatan pembelajaran diluar kampus. |
Susunan Pengurus Pelaksana |
. |
Pelindung dan Penanggung jawab: Rektor Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Rektor Universitas Amir Hamzah Ketua MAPEL Sumatera Utara Wakil Rektor I, II, III UMN Al Washliyah Ketua Pelaksana: Ketua LPIM UMN Al Washliyah Ketua LPPM Universitas Amir Hamzah, Mukhlis Adi Susilo (MAPEL SUMUT) Sekretaris Pelaksana: Asnarni Lubis, S.Pd., M.PdDodi Kurniawan, S.Pd (MAPEL SUMUT) Muhammad Ali (MAPEL SUMUT) Rahmadsyah (MAPEL SUMUT) Bendahara: Mariatul Suhaibah, S.PdFitriyani, SE Seksi seksi dan Lapangan Mahasiswa Pencinta Alam UMN Al Washliyah (logistic) Suparno (logistic)Ridho (Peralatan dan Perlengkapan) Nursahadi Lubis (Peralatan dan Perlengkapan Zulham (Pealatan dan Perlengkapan) Muharsid (Tamu dan Undangan) Suheri (Tamu dan Undangan)Joko Waluyo (Konsumsi)Yono (Konsumsi)Imam Surya (Konsumsi)Eka (Lapangan parker) Adi Mario (Lapangan Parkir)Iria (Lapangan Parkir) Humas: Asnarni S.Pd., M.Pd Rudi Nasution,Ismail. |